Virus Hepatitis ada disekitar kita tanpa disadari
Setiap tanggal 27 Juli, di kalangan kesehatan dikenal dengan hari kesehatan dunia/ World Hepatitis Day.Beberapa waktu yang lalu temanya find the missing millions. Tema ini diangkat karena hapatitis virus khususnya hepatitis B dan C dapat menular. Masalahnya pasien dengan virus hepatitis virus di dalam tubuhnya tidak mempunyai gejala kecuali jika sudah terjadi komplikasi. Selama orang tersebut memiliki hepatitis virus di dalam tubuhnya maka mereka berpotensi untuk menularkan penyakit pada orang lain. Tema yang diangkat tahun ini mengingatkan kita hanya dengan menemukan kasus baru penyakit infeksi yang berbahaya ini dapa dikurangi kasusnya. Masyarakat haris selalu diingatkan lagi akan bahaya hepatitis virus.
Penyakit infeksi hepatitis virus saat ini menyebabkan 1,4 juta kematian setiap tahun. Hepatitis virus ini pernah menyerang Dahlan Iskan mantan Menteri BUMN yang menyebabkan beliau mengalami kanker hati dan menjalani transplantasi hati di China sebelum menjadi Dirut PLN dan Menteri BUMN dan alhamdulillah sampai saat ini masih sehat. Kesadaran akan penyakit ini juga harus bisa ditumbuhkan lagi ketika kita mendengar bahwa anggota keluarga kita sakit dan meninggal karena sakit hepatitis.
Terus terang sebagai searang dokter penyakit dalam saya melihat masyarakat kurang peduli terhadap penyakit hepatitis, masyarakat lebih waspada terhadap kanker atau sakit jantung, padahal penyakit infeksi hepatitis virus cukup tinggi di masyakat kita. Saat ini 1 dari 12 penduduk dunia mengalami hepatitis B atau hepatitis C dan penyakit ini menjadi penyebab seseorang mengalami penyakit kronis dan kematian lebih parah dari TBC, HIV atau Malaria. Masalahnya adalah ada 9 dari 10 orang yang tidak menyadari hidup dengan orang menderita hepatitis. Selain itu WHO juga menyampaikan bahwa 4 dari 5 orang yang hidup Bersama dengan pasien hepatitis virus tidak mengetahui bagaimana mencegah, melakukan skrining dan mengobati pasien dengan infeksi hepatitis virus ini.
Masyarakat memang harus selalu diingatkan akan bahaya infeksi virus ini. Rasanya kita selalu mendengar ada saja dalam keluarga kita yang pernah sakit hepatitis ini yang akhirnya berujung pada kematian.
Sejauh ini ada beberapa jenis virus yang bisa menyebabkan radang hati atau hepatitis. Adapun virus hepatitis yang ada antara lain Hepatitis virus A,B,C,D dan E. Terakhir juga dilaporkan ditemukannya virus hepatitis G. Dari virus hepatitis yang ada ini virus hepatitis B dan C merupakan dua virus yang memang bisa menyebabkan penderitanya mengalami hepatitis kronis, berlanjut menjadi sirosis hati atau penciutan hati sampai kanker hati bahkan sampai menyebabkan terjadinya kematian.
Pasien dengan hepatitis B atau hepatitis C kronis biasanya tidak mengalami gejala akut. Pasien tidak menyadari bahwa dalam dirinya terdapat infeksi hepatitis B atau C. Perlahan tapi pasti pasien yang sudah terkena infeksi virus hepatitis mengalami kerusakan pada hatinya sampai terjadi penciutan hati atau sirosis hati. Perjalanan mulai dari infeksi virus sampai siosis hati bisa berlangsung selama 5 tahun. Kondisi liver yang sudah mengalami sirosis dengan jumlah virus dalam tubuh yang masih tinggi akan menyebabkan sebagian liver akan berubah menjadi ganas dan terjadi kanker hati. Hakekatnya infeksi virus hepatitis dengan perjalanan waktu dapat menyebabkan kanker hati. Vaksinasi akan menyebabkan seseorang terhindar dari infeksi virus hepatitis B dan terhindar dari kanker hati. Tapi untuk hepatitis C sampai saat ini belum ada vaksin untuk virus hepatitis virus.
Bagaimana mengetahui bahwa kita menderita hepatitis?
Hanya dengan pemeriksaan darah kita dapat mengetahui apakah kita menderita infeksi ini. Untuk infeksi virus hepatitis B, melalui pemeriksaan darah kita bisa mengetehui apakah kita punya kekebalan tubuh terhadap hepatitis B atau tidak.
Sebaliknya kalau sudah mengalami gejala sepeti perut bengkak, kaki bengkak bahkan terjadi muntah darah, maka sebenarnya infeksi hepatitis yang dialami seseorang tersebut sudah lanjut.
Bagaimana virus hepatitis B atau C menular merupakan hal yang penting yang perlu diketahui. Transfusi darah, pengunaan jarum suntik, penggunaan benda tajam bersama serta hubungan seksual bisa menjadi penyebab berpindahnya virus dari satu orang kepada orang lain. Selain faktor tadi untuk hepatitis B virus atau virus hepatitis C bisa diturunkan dari ibu hamil kepada bayi yang masih berada di dalam kandungan.
Oleh karena itu karena virus hepatitis B atau C ini bisa ditularkan melalui hubungan seksual maka jika seseorang mengalami infeksi hepatitis B atau C maka pasien harus diperiksa apakah sudah tertular atau belum.
Secara khusus yang perlu diperhatikan oleh masyarakat adalah penggunaan alat pribadi secara bersama misal sikat gigi, pisau cukur, jarum suntik termasuk gunting kuku. Beberapa laporan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sikat gigi Bersama dapat meningkatkan risiko untuk tertular dari infeksi hepatitis virus ini.
Termasuk juga penggunaan jarum atau benda tajam yang digunakan secara bersama seperti proses pembuatan tato atau perawatan jari tangan dan kaki.
Bagaimana kalau kita sudah diketahui terinfeksi?
Saat ini sudah ada obat antivirus baik untuk hepatitis B maupun C walau biaya pengobatannya masih mahal. Termasuk juga untuk pemeriksaan jumlah virus baik untuk hepatitis virus B atau C juga masih mahal. Untuk pasien yang sudah diketahui hepatitis B atau C yang karena berbagai alasan tidak diobati harus kontrol teratur untuk melihat progresifitas dari perjalanan penyakitnya. Apalagi jika sudah mengalami sirosis hati maka harus dilakukan pemeriksaan USG rutin untuk mengetahui apakah sudah terbentuk kanker hati pada pasien yang mengalami sirosis hati.
Akhirnya kita juga sudah harus peduli untuk infeksi virus hepatitis yang sebenarnya berbahaya ini, WHO sudah mengingatkan masyarakat dunia agar peduli terhadap infeksi ini dengan menetapkan 28 Juli sebagai Hari Hepatitis Dunia. Cek apakah kita menderita hepatitis B atau C dengan pemeriksaan darah, berobat dengan teratur dan tetap kontrol untuk pasien yang sudah diketahui menderita hepatitis kronis. Semakin dini virus ditemukan semakin mudah diterapi dan tentu juga tentu kita semakin dini mencegah komplikasi.
Salam sehat,
Ari Fahrial Syam
Guru besar dan Dekan FKUI