Hati-hati olah raga berat mendadak bisa berujung maut.
Sudah rutin dalam perayaan hari ulang tahun Republik Indonesia yang dikenal dengan istilah 17 Agustusan dilakukan berbagai kegiatan lomba antara lain lomba futsal dan lomba sepak bola antar kampung. Menjelang dan selama masa 17 Agustusan ini, banyak masyarakat yang menjadi atlet dadakan. Futsal dan sepak bola merupakan olah raga high impactyang memang akan akan menjadi masalah buat orang sudah berumur diatas 40 tahun. Apalagi jika mereka bukan masyarakat yang rutin berolah raga. Aktifitas kegiatan futsal dan sepak bola yang dilakukan secara tiba-tiba tentu bisa memaksa terjadi serangan jantung bagi orang yang memang sudah ada masalah pada pembuluh darah jantung seeblumnya dan tidak menyadari atau tidak pernah check up apakah jantungnya sehat. Banyak cerita yang kita dengar ketika seseorang meninggal setelah bermain bola, futsal atau tenis. Hal ini terjadi karena memang olah raga berat tersebut bisa menjadi pencetus terjadinya serangan jantung. Oleh karena itu momen olah raga 17 Agustusan perlu diwaspadai bagi orang yang tidak muda lagi khususnya bagi mereka yang sudah ada masalah dengan jantung atau yang tidak pernah rutin berolah raga atau yang memang dengan risiko tinggi terkena gangguan jantung atau yang tidak pernah check up sebelumnya.
Serangan jantung bisa terjadi secara tiba-tiba walau kita tahu bahwa proses yang terjadi pasti tidak tiba-tiba. Ada proses aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah, penyempitan pembuluh darah dan terakhir sumbatan pembuluh darah. Kalau sumbatan terjadi pada pembuluh darah yang memperdarahi otot jantung tentu akan membuat otot jantung yang terkena sumbatan tersebut menjadi kekurangan oksigen bahkan sampai menyebabkan kematian jaringan otot yang terkena.
Penyakit jantung koroner sering dikenal dengan istilah silent cause of death, seseorang yang mengalami serangan jantung bisa mengalami gejala nyeri dada, biasanya nyeri menjalar ketangan kiri dan tembus kebelakang dada. Nyeri dada seperti ditekan dan berlangsung >10 menit. Nyeri dada sendiri juga tidak selalu disebabkan oleh sakit jantung. Selain nyeri dada pasien bisa mengalami sesak nafas, sesak nafas akan bertambah jika naik tangga atau latihan yang keras seperti saat atau sehabis main bola atau karena stress.
Nyeri dada sendiri memang ternyata bukan saja milik penyakit jantung, nyeri dada dapat disebabkan karena gangguan saluran cerna atas yaitu kerongkongan penyakit nya kita sebut GERD (gastroesofageal reflux disease), pasien dengan GERD bisa datang karena nyeri dada dan bisa merasakan rasa panas didada seperti terbakar (heart burn) biasanya nyeri dada ini diikuti juga dengan mulut pahit karena ada asam yang naik. Saat atau sehabis olah ragapun bisa terjadi refluks dan pasien merasakan panas dada seperti terbakar.
Serangan jantung sendiri ternyata tidak selalu berawal dari nyeri dada atau sesak nafas karena nyeri ulu hati bisa merupakan gejala awal dari suatu serangan jantung. Ini bisa saja terjadi jika penyempitan pembuluh darah koroner yang mensuplai bagian bawah otot jantung yang lokasinya lebih dekat di daerah ulu hati.
Saya sudah sampaikan bahwa serangan jantung yang terjadi melalui suatu proses yang panjang. Karena itu kita harus mengenali beberapa faktor risiko dari penyakit jantung koroner antara lain umur diatas 40 tahun, obesitas, merokok, hipertensi, hiperkolesterol, hipertrigliserida, DM, riwayat keluarga dengan sakit jantung, kurang olah raga rutin dan stress. Kita tahu juga bahwa dari faktor risiko jantung koroner tersebut ada yang kita bisa cegah agar kita terhindar dari serangan jantung.
Dengan mengetahui faktor risiko yang ada mustinya kita bisa mencegah terjadinya penyakit jantung koroner. Check uprutin bagi laki-laki yang berumur diatas 40 tahun sudah menjadi keharusan. Pemeriksaan treadmill, merupakan salah satu skrining yang bisa mengidentifikasi adanya permasalahan pada jantung kita.
Pencegahan lebih baik dari pada mengobati, kita tentu berharap bahwa kita selalu dalam keadaan sehat dalam menjalani sisa hidup yang ada. Silahkan merayakan 17 Agustusan dan mengikuti lomba-lomba tetapi tetap waspada agar kita terhindar dari penyakit yang tidak kita prediksi sebelumnya.
Salam sehat,
Merdeka!!,
Kupang, 17 Agustus 2015