TIPS SEHAT JAMAAH HAJI INDONESIA
Ari Fahrial Syam
PENDAHULUAN
Setiap tahun pada saat musim haji, ada sekitar 240.000 an saudara kita dari Indonesia akan melaksanakan ibadah haji Secara bertahap pada jamaah haji tersebut akan berangkat ke Tanah suci dan biasanya para jamaah haji tersebut akan mulai berangkat 1 bulan sebelum Idul Adha. Para jamaah Indonesia ini akan bertemu dengan 2 juta jamaah haji lain dari 160 negara di dunia. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya keramaian dari berbagai tempat dan juga sebagian dari jamaah akan mengalami kelelahansehingga berbagai penyakit infeksi mudah terjangkit pada situasi tersebut.Infeksi traktus respiratorius atas merupakan penyakit infeksi yang banyak ditemukan terjadi pada para jamaah terutama jika cuaca dingin. Oleh karena itu seluruh jamaah harus mempersiapkan diri dengan baik agar pada saat melaksanakan puncak ibadah haji nanti tetap dalam keadaan sehat.
Kloter-kloter awal rombongan haji yang berangkat akan menuju ke Saudi Arabia dan selanjutnya akan menuju Madinah terlebih dahulu untuk ziarah ke Masjid Nabawi. Selama di Madinah jamaah haji akan melaksanakan Sholat Arbain (Sholat berjamaah 40 waktu) di Mesjid Nabawi. Umumnya para jamaah berusaha untuk dapat melaksanakan Sholat Arbain ini dengan lengkap. Bagi yang kebetulan penginapan-nya dekat dengan Mesjid Nabawi kegiatan untuk melaksanakan Sholat Arbain di Mesjid Nabawi tidak terlalu masalah, tapi untuk jamaah yang kebetulan mendapat penginapan agak jauh tentunya hal ini akan menjadi tantangan tersendiri mengingat udara di Madinah yang kadang kala sangat dingin dan pada musim panas akan sangat panas. Selain itu perlu diingat bahwa tujuan dari rangkaian perjalanan haji itu sendiri adalah puncak Ibadah Haji melaksanakan rukun dan wajib haji di Kota Mekah termasuk wukuf di Arafah. Oleh karena itu para jamaah harus tetap menjaga kesehatan sampai puncak ibadah haji di Padang Arafah dan tentunya untuk persiapan kembali ke tanah air.
Berbagai permasalahan kesehatan akan timbul selama jamaah berada di Tanah suci, permasalahan yang timbul bisa berhubungan dengan masalah cuaca, suhu udara yang ekstrim dan kelembaban yang tinggi, kelelahan atau terjadinya gangguan pencernaan karena masalah makan minum selama di tanah suci. Selain itu berbagai penyakit kronis juga akan timbul. Karena ibadah haji ini merupakan ibadah yang menggunakan fisik dan kesabaran maka secara mental dan fisik para jamaah harus mempersiapkan diri jauh-jauh hari sebelum berangkat ketanah suci.
PEMERIKSAAN KESEHATAN
Pemeriksaan kesehatan merupakan hal penting yang harus dilakukan dan memang sesuai ketentuan perlu pemeriksaan bagi seluruh calon jamaah haji sebelum berangkat. Pemeriksaan kesehatan ini untuk mendeteksi adanya penyakit kronis yang dimiliki para jamaah. Untuk jamaah yang memang sudah mempunyai penyakit kronis, perlu dipastikan bahwa penyakit kronisnya dalam keadaan terkontrol atau tidak.
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebaiknya meliputi pemeriksaan laboratoriun (darah dan urin, fungsi hati, fungsi ginjal, profil lipid, kadar asam urat, gula darah), pemeriksaan foto thoraks dan rekam jantung (EKG).
Pengalaman setiap tahun penyakit kronis yang dimiliki oleh para jamaah antara lain penyakit hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung koroner, penyakit paru seperti Asma bronkial, bronkitis kronik atau penyakit paru obstruksi kronis dan dislipidemia. Berbagai penyakit kronis seperti DM, PPOK dan Asma berhubungan dengan gangguan penyakit selama di Tanah Suci. Jamah haji dengan PPOK akan mengalami batuk yang berkepanjangan, begitu pula pada pasien dengan DM akan mengalami sore throat lebih lama dibandingkan dengan jamaah yang tidak mengalami DM. Jamaah haji yang mempunyai penyakit Asma akan mengalami penyakit flu yang lebih berat dan membutuhkan perawatan di rumah sakit untuk mengatasi permasalahan respiratoriusnya.
Selama berada di tanah suci, kepada para jamaah haji juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan segera berhubungan dengan petugas kesehatan yang berada di kelompok atau kloter apabila timbul masalah kesehatan. Hal ini penting agar gangguan kesehatan yang terjadi dapat segera diatasi dan tidak berlarut. Perlu diingat bahwa kontak 1 jamaah dengan jamaah lain cukup dekat maka jika ada salah satu jamaah yang mengalami flu berupa batuk pilek akan mudah menularkan kepada yang lain. Oleh karena itu sesama jamaah perlu selalu mengingatkan apabila ada anggota kelompoknya yang sakit untuk menghubungi petugas kesehatan yang memang seharusnya ada di kloter tersebut dan siap untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi jamaah haji.
MASALAH KESAHATAN HAJI
Berbagai masalah kesehatan dapat timbul selama jamaah haji di Tanah suci. Permasalahan kesehatan ini dapat timbul berhubungan dengan kondisi keramaian di berbagai tempat di Tanah suci karena memang ada sekitar 2,5 juta penduduk dunia berada di Tanah suci. Selain itu kondisi cuaca ekstrim yang bisa saja timbul sewaktu-waktu disertai kelembaban udara yang tinggi menjadi penyebab gangguan kesehatan bagi para jamaah.
Penyakit menular yang sering terjadi antara lain Meningitis menikokus, infeksi traktus respiratorius Atas dan bawah termasuk: TBC paru, infeksi virus dan Pneumonia, penyakit ditularkan melalui darah antara lain Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV/AIDS (biasa nya melalui alat cukur selama di Tanah Suci), infeksi polio, diare dan keracunan makanan dan penyakit zoonosis.
Penyakit tidak menular yang terjadi pada para jamaah selamah di tanah suci antara lain: trauma karena kecelakaan lalu lintas, heat stroke dan kelelahan, dehidrasi, keracunan makanan, luka bakar serta terbakar panas matahari.
Jamaah haji harus dapat mensiasati udara dingin tersebut agar para jamaah tetap dalam keadaan sehat dan tetap dapat melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya.
Berbagai penyakit karena cuaca dingin dapat dikelompokkan menjadi 3 antara lain:
Penyakit yang sudah ada sebelumnya pada jamaah tersebut yang mengalami kekambuhan karena udara yang dingin antara lain asma (sesak nafas), pilek alergi (rinitis alergi), sinusitis serta alergi kulit
Penyakit yang timbul langsung akibat udara dingin: kulit menjadi kering, kulit telapak kaki menjadi pecah-pecah, timbul pecah-pecah pada bibir dan kadang kala timbul epistaksis. Jika paparan udara dingin terus berlangsung akan terjadi penurunan suhu tubuh (hipotermia) yang akan mengancam jiwa jamaah haji.
Penyakit yang tidak terjadi secara langsung sebagai akibat udara dingin tersebut. Jamaah yang tertular batuk-pilek dari teman sekamar yang kebetulan mempunyai alergi dan terinfeksi sehingga dapat menularkan kepada yang lain.
Para jamaah yang mempunyai risiko tinggi gangguan kesehatan karena cuaca dingin yaitu para jamaah usia lanjut, para jamaah yang mempunyai penyakit diabetes, gangguan jantung dan pembuluh darah serta para jamaah yang mempunyai masalah dengan tiroidnya.
KELELAHAN
Selain faktor cuaca keadaan lain yang dapat memperburuk kesehatan para jamaah adalah kelelahan akibat perjalanan yang lama dan melelahkan. Selain itu proses naik dan turun kendaraaan dari bandara menuju penginapan juga akan menyebabkan kelelahan tersebut makin menjadi. Belum lagi proses pembagian kamar yang kadang kala berlarut-larut yang pada akhirnya keadaan ini akan membuat kelelahan para jamaah semakin menjadi. Oleh karena itu hal yang perlu dicermati oleh para jamaah dan para pimpinan kelompok adalah agar bagi para jamaah tersedia waktu istirahat yang cukup setelah sampai di penginapan Rasa bersyukur dan ingin segera melihat Masjid Nabawi serta ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW kadang kala mengalahkan rasa lelah yang ada selama perjalanan dan sampai dipenginapan. Walau bagaimanapun secara keseluruhan tubuh kita juga perlu istirahat walau kadang kala semangat yang ada dapat mengalah
kan kelelahan tersebut. Oleh karena itu yang harus selalu diingat oleh para jemaah untuk istirahat yang cukup, setelah sampai dipenginapan.
GANGGUAN PENCERNAAN
Beberapa keadaan yang harus diantisipasi sehubungan dengan gangguan pencernaan pada jamaah adalah timbulnya diare dan juga kambuhnya dispepsia. Perdefinisi diare adalah adanya perubahan bentuk feses yang menjadi cair dengan frekuensi yang lebih dari 3 kali. Diare bisa terjadi pada siapa saja dan berlangsungnya tiba-tiba. Perubahan menu makan dan kualitas makanan dapat mencetuskan terjadinya diare pada para jamaah haji. Oleh karena itu setiap jamaah harus waspada untuk tidak terkena diare. Oleh karena itu para jamaah harus pandai-pandai memilih makanan.
Gangguan pada lambung berupa dispepsia juga bisa terjadi pada seseorang selama melaksanakan ibadah haji. Beberapa hal yang bisa mencetuskan Dispepsia tersebut adalah makanan dan minuman. Oleh karena itu kita harus mengantisipasi makanan minum yang dapat mengindukasi terjadinya gangguan pada maag tersebut.
Selain faktor makan dan minuman obat anti asam dapat diberikan kepada para jamaah yang mempunyai masalah Dispepsia antara lain antagonis H2 reseptor dan penghambat pompa proton sperti omeprazole, lansoprazole,rabeprazole, esomeprazole dan pantoprazole.
MAKAN DAN MINUM SELAMA HAJI
Minum yang cukup untuk mencegah para jamaah jatuh kedalam dehidrasi atau kekurangan cairan yang akan memperburuk kesehatan terutama karena cuaca yang tidak menentu. Selama di Mesjid diusahakan untuk tetap minum, tempat-tempat penampungan minum yang berisi air zam-zam selalu tersedia didalam dan diseputar Masjid Nabawi. Hindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi atau minuman bersoda karena dengan mengkonsumsi minuman tersebut akan memperberat dehidrasi dan tubuh menjadi tidak tahan terhadap dingin atau memperburuk status hidrasi jika udara di luar panas. Jika buang air kecil kita menjadi lebih keruh hal ini merupakan tanda bahwa kita harus meningkatkan untuk mengkonsumsi air.
Makan merupakan hal penting dan selalu diperhatikan. Rasa makanan dan tidak suka makanan tertentu harusnya dibuang jauh-jauh. Rasanya tidak akan sulit untuk mencari rumah makan Indonesia dengan selera Indonesia disekitar Mesjid Nabawi atau penginapan selain itu tentunya makanan yang disediakan untuk jamaah Indonesia biasanya telah disesuaikan dengan rasa lidah jamaah Indonesia yang terpenting sekali lagi jangan sampai tidak ada asupan makan baik pada pagi hari, siang hari dan malam hari. Aktifitas ibadah termasuk pergi dan pulang dari penginapan dan kemesjid akan menghabiskan energi para jamaah oleh karena itu harus diimbangi dengan makan yang cukup. Apabila asupan makan kita tidak baik tentunya secara umum hal ini juga akan mempengaruhi daya tahan tubuh para jamaah. Tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan makanan yang dimakan para jamaah tersebut makanan yang bersih dan relatif baru jangan jatah makan yang seharusnya harus segera dimakan tertunda dimakannya sehingga tentunya makanan tersebut akan berubah dan mudah terkontaminasi. Biasanya pemberian makanan yang resmi dari catering penyelenggara ibadah haji disertai keterangan berapa jam makanan tersebut dapat dikonsumsi dan kapan tidak dapat dikonsumsi lagi. Hindari pembelian makanan dan minuman dari tempat yang tidak resmi misalnya dari pinggir-pinggir jalan yang biasanya juga dijual oleh saudara kita yang sudah lama menetap lama di sana, yang memanfaatkan waktu musim haji untuk mencari tambahan dengan berjualan makanan dan minuman khas Indonesia yang tentunya harus kita perhatikan kebersihan serta kualitas dari makanan tersebut. Rangkaian Ibadah Arbain menyebabkan para jamaah akan bolak-balik ke Mesjid dari penginapan. Saat pagi menjelang subuh tentunya waktu dimana cuaca sangat dingin oleh karena itu para jamaah harus memperhatikan pakaian yang digunakan tersebut.
Hati-hati Heat Stroke
Heat stroke merupakan faktor penyebab utama orang mengalami kematian saat terpapar dengan suhu panas sekitar yang tinggi dalam waktu lama. Jamaah berusia lanjut dan mempunyai penyakit kronik antara lain penyakit kencing manis, gangguan jantung dan paru merupakan kelompok berisiko untuk mengalami heat stroke. Heat stroke merupakan kegagalan tubuh untuk melakukan pendinginan baik dengan cara berkeringat atau penguapan dari kulit akibat suhu panas sekitar. Kondisi heat stroke akan menyebabkan suhu tubuh naik sampai diatas 40 derajat celsius disertai terjadinya penurunan kesadaran. Kondisi buruk ini harus diantisipasi bagi para jamaah saat mulai berada di pesawat dan saat sampai di tanah suci. Terus minum untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan heat stroke ini.
Anjuran minum yang cukup harus dilaksanakan oleh para jamaah agar tidak jatuh kedalam dehidrasi atau kekurangan cairan yang akan memperburuk kesehatan akibat udara panas ekstrim tersebut. Selama di Mesjid diusahakan untuk tetap minum, tempat-tempat penampungan minum yang berisi air zam-zam selalu tersedia didalam dan di seputar Masjid Nabawi. Hindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi karena dengan mengkonsumsi minuman tersebut akan memperberat dehidrasi. Jika buang air kecil kita menjadi lebih keruh dan berwarna kuning pekat hal ini merupakan tanda bahwa kita harus meningkatkan untuk mengonsumsi air.
Kepada para jamaah haji juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan segera berhubungan dengan petugas kesehatan yang berada di kelompok penerbangan atau kloter apabila timbul masalah dengan kesehatan. Hal ini penting agar gangguan kesehatan yang terjadi dapat segera diatasi dan tidak berlarut. Sesama jamaah diminta untuk selalu mengingatkan apabila ada anggota kelompoknya yang sakit untuk menghubungi petugas kesehatan yang memang seharusnya ada di kloter tersebut dan siap untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi jamaah haji.
Dengan memperhatikan dan mengantisipasi adanya udara panas mudah-mudahan para jamaah khususnya roombongan kloter pertama yang langsung menuju kota Madinah dapat tetap melaksanakan Sholat Arbain dengan baik dan sekali lagi perlu diingat tujuan dari rangkaian perjalanan haji itu sendiri adalah puncak Ibadah Haji melaksanakan rukun dan wajib haji di Kota Mekah termasuk wukuf di Arafah. Oleh karena itu para jamaah harus tetap menjaga kesehatan sampai puncak ibadah haji di Padang Arafah dan tentunya untuk persiapan kembali ketanah air
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar terhindar dari dehidrasi:
1. Selama di Arab Saudi, minum banyak 3-4 liter untuk cegah dehidrasi, lihat warna urin untuk melihat apakah telah terjadi dehidrasi. Jika warna urin kuning tingkatkan jumlah minum yang dikonsumsi.
2, Hindari mengonsumsi kopi atau minuman lain yang mengandung kafein.
2. Hindari aktifitas yang tidak berhubungan dengan rangkaian ibadah terutama di udara terbuka karena cuaca panas. Karena cuaca ekstrim akan membuat seseorang akan lebih mudah mengalami kelelahan.
3. Hindari paparan langsung dari panas dengan menggunakan topi,payung, dan gunakan sunscreen saat berada diluar ruangan.
4. Tetap makan dan memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi. Jangan menunda untuk menkonsumsi jatah makanan yang baru dibagikan.
5. Banyak konsumsi sayur-sayuran dan buah yang banyak mengandung air.
6. Para jemaah menjaga agar bisa istirahat saat sampai di penginapan.
7. Segera konsultasi ke petugas kesehatan di kloter jika mempunyai permasalahan kesehatan terutama jika terjadi diare atau muah muntah atau demam yang akan memperburuk terjadinya dehidrasi.
MAKANAN DAN MINUMAN YANG HARUS DIHINDARI ADALAH:
Makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan terlalu banyak serat, antara lain sayuran tertentu (sawi, kol), buah-buahan tertentu (nangka, pisang ambon), makanan berserat tertentu (kedondong, buah yang dikeringkan), minuman yang mengandung gas (seperti minuman bersoda).
Minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung antara lain : kopi dan susu full cream
Makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan lambung. Karena hal ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung antara lain makanan berlemak, kue tart, coklat dan keju.
Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung yaitu makanan yang mengandung cuka dan pedas, merica dan bumbu yang merangsang.
Makanan yang melemahkan lower esophageal spinchter (LES) sehingga menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan antara lain coklat, makanan tinggi lemak, gorengan.
KESIMPULAN
Ibadah haji merupakan pertemuan terbesar umat manusia yang berlangsung rutin setiap tahun. Lebih dari 2,5 juta penduduk dunia datang ke tanah suci. Jamaah haji datang dari seluruh dunia dengan permasalah kesehatan yang bermacam-macam. Selain itu cuaca ekstrim dan kelembaban tinggi merupakan permasalahan tersendiri yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan kesehatan. Rangkaian kegiatan ibadah baik yang sunah dan wajib serta perjalanaan yang kadang kala melelahkan dari satu tempat ke tempat lain menyebabkan timbulnya kelelahan dan akhirnya akan menyebabkan timbulnya permasalahan kesehatan baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
Salam sehat,
Ari Fahrial Syam (Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam- mantan Tenaga Kesehatan Haji Daerah dan Tenaga Kesehatan Haji Khusus-ONH plus).
Twitter/Instagram @dokterari